Thursday 7 April 2016

Melawan Acrophobia di Tebing Parang!


"Be Brave, Take Risk, Nothing Can Substitute Experience."


Untuk merayakan hari jadi saya dan pacar saya yang ke 2 tahun, kami berencana untuk memanjat tebing di Badega Gunung Parang via ferrata (tangga besi) yang berada di Purwakarta. Badega mengandung arti "penjaga" yang diberikan oleh Bupati Purwakarta. Dengan harga 100.000, kami bisa memanjat dengan alat yang safety plus guide yang merangkap photographer handal. Saat itu, kami ke Purwakarta dengan mengendarai sepeda motor dari Jati Nangor. Sungguh luar biasa waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan, YAITU 4 JAM! Kami berangkat jam 6 pagi dan baru tiba di tempat jam 10 lewat! Tepossssssssss :______)

Namun karena takut buru-buru untuk solat Jumat, akhirnya kami ishoma terlebih dahulu (saya pun sempat tertidur sekitar sejam di saung-saung yang telah disediakan untuk pengunjung yang ingin bermalam). Untungnya bagi kami adalah hari itu hari Jumat sehingga kami bisa manjat di waktu yang kami mau, karena kalau weekend, ada waktu-waktu tertentu yang sudah dijadwalkan, yaitu pagi jam7-8, siang jam 11-12, dan sore jam 3-4. Dan untungnya lagi adalah saat itu masih weekday sehingga tidak banyak pengunjung yang datang (saat itu kami hanya berlima dengan tambahan tiga sekawan), karena saat weekend, pengunjung yang datang bisa mencapai 50-60 orang! WOW! Namun per waktu nya tetap dibatasi, yaitu maksimal 20 orang.

Setelah merasa cukup istirahat dan matahari sudah tidak terlalu terik, yaitu sekitar jam 2, kami mulai berjalan sedikit keatas untuk memakai alat. Saat memakai alat, awan-awan mendung mulai berdatangan dan beberapa kali terdengar suara petir, namun kami semua memutuskan untuk tetap melakukan pemanjatan. Setelah itu, kami mulai berjalan naik lagi sekitar 15 menit menuju starting point, yang bisa dijadikan tempat nge-camp kira-kira 5 sampai 6 tenda (biaya nge-camp sehari adalah 25ribu/orang)

Pemandangan dari starting point.

Kami beristirahat sebentar di starting point dan hujan muali turun. Namun kami tetap ingin melanjutkan untuk manjat. Sebelum kami memulai, guide memberikan arahan bagaimana cara yang safety untuk memanjat di tangga besi. Setelah kami semua mengerti dan siap, petualangan pun dimulai. Dag dig dug sepanjang saya menaiki tangga besi tersebut sampai beberapa kali saya kesulitan untuk membuka carabiner dan memindahkannya. Apalagi kalau liat kebawah rasanya........... wah tidak bisa dideskripsikan deh gimana rasanya! Tapi untungnya setelah beberapa saat pemandangan dibawah tertutup kabut sehingga tidak terlalu kelihatan tinggi, namun tetap membuat saya takut :p ditambah dengan hujan yang turun. Makin greget!!! Saya naik dengan pelan-pelan dan badan merayap di tebing. Pacar, guide, serta peserta lain terus menyemangati saya saat saya ketakutan. Akhirnya kami sampai di tempat istirahat dimana kami bisa melepas carabiner, dan saya tidak melanjutkan keatas lagi karena saya sudah sangat takut karena itu sudah setengah dari tebing via ferrata. Walaupun tidak sampai ke atas, saya tetap mengapresiasi diri saya karena telah melawan rasa takut saya akan ketinggian. Saya dan pacar saya berteduh seraya menunggu peserta lain yang melanjutkan perjalanan.



Pacar saya yang selalu membantu saya yang ketakutan :p





Setelah cukup lama istirahat dan berfoto, kami memutuskan untuk turun. Saat turun pun hujan mulai berhenti namun tetap berkabut.




Percaya pada alat!



Ada jalur yang bener-bener vertikal

DAAAAAAAN kami pun sampai di bawah lagi dengan selamat! Walaupun saya lecet dan memar samapi legging saya bolong tapi tetap SUPER SERUUUUUUU! Bener-bener pengalaman berharga. Saya ingin kembali lagi kesini entah untuk nge-camp ataupun untuk manjat lagi dan saya akan manjat sampai atas! Doakan ya! Semoga mestakung. Sesampainya di saung, kami membersihkan diri dan mengisi perut dengan masakan yang disediakan oleh warga. Untuk saya berdua, disediakan nasi, lalap, tahu, tempe, telor ceplok, dan teh hangat seharga 35.000 untuk berdua. Tapi menurut saya itu bisa untuk bertiga sampai berempat hehe. Setelah beristirahat sebentar, saya dan pacar saya pun kembali ke Jati Nangor dan......................... perjalanan pulang juga selama 4 jam!-__- okesip, ga lagi naik motor dari Nangor.

TIPS N TRICK

1. Stretching!
Karena lupa hal penting satu ini, alhasil kaki nyeri serasa ketarik :{
2.  No jeans please!
Big no banget nih! Bikin kai ga leluasa gerak. 
3.  Legging!
Buat kamu yang pake celana diatas lutut, saya saranin pake legging biar kaki ga lecet-lecet, apalagi yang takut tinggi seperti saya yang kerjaannya merayap dan nempel di tebing.
4. Potong kuku! 
Jangan sampe pas manjat kuku tiba-tiba lepas karena kamu bakal pegangan sama tebingnya juga. Dannnnnnnn kuku cantik cewe-cewe yang abis meni pedi juga berpotensi ancur! Tapi bisa sih diakali dengan memakai sarung tangan. Selain itu, kuku panjang juga bikin tangan sakit pas menggenggam tangga besi, apalagi pas lagi deg deg-an.

5. Pake topi atau penutup kepala!
Karena pelindung kepala yang diberikan dipakai oleh banyak orang, kebayang kan baunya seperti apa?
6. Sunnies!
Wajib ga wajib sebenernya tapi kalau lagi terik matahari kayanya wajib karena pas manjat kan liat keatas jadi biar ga silau.


Akhir kata....

HAPPY 2ND ANNIVERSARY!!!!! <3 
I LOVE YOU 

Tuesday 22 March 2016

Heaven in Sumatra: BELITONG!

Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar Belitong? Yap! Belitong adalah tempat dimana dilaksanakannya film Laskar Pelangi yang mendapatkan banyak penghargaan ini! Pasti sudah nonton filmnya kan? Dan akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Belitong (dengan nebeng jalan-jalan kantor nyokap lagi :p) pada awal Maret lalu.

DAY 1

Saya tiba di Belitong sekitar jam delapan pagi. Tidak lama jarak tempuh yang dibutuhkan dari Jakarta, yaitu sekitar 45 menit melalui udara. Setelah mengambil bagasi, saya bertemu dengan tour guide yang akan memandu rombongan selama di Belitong. Namanya Ryan. Saya langsung diajak untuk mencicipi mie khas Belitong di Rumah makan Mie Belitung Atep yang cukup terkenal. Mie Belitung merupakan campuran mie, kentang, ketimun, emping, dan udang yang berpadu dengan kuah kental berbahan udang. Lumayanlah, apalagi minumnya dengan es jeruk, YUMMMM!



Melihat cuaca yang cerah, kemudian saya mengunjungi Danau Kaolin yang jaraknya tidak jauh dari bandara dan mie Atep. Danau ini memiliki air biru yang menyala dan kaulin yang sangat putih bersih. Sayang saya datang ke danau ini saat musim hujan dan airnya pasang sehingga tidak terlalu terlihat daratan yang dapat menghubungkan ke ujung danau.



Destinasi selanjutnya adalah Vihara Dewi Kwan Im, yaitu vihara terbesar dan tertua yang ada di Pulau Belitong.



Menuju sore, saya mengunjungi rumah Ahok dan kampung saat Ahok dibesarkan sebelum berkunjung ke Museum Kata Andrea Hirata dan Replikasi SD Muhammadiyah yang jaraknya tidak terlalu jauh. 



Museum kata ini adalah museum sastra pertama di Indonesia yang didirikan oleh penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Di museum ini, terdapat kata-kata inspiratif dari Andrea Hirata, foto-foto pemain Laskar Pelangi, dan ada juga replika kecil sekolah Laskar Pelangi. I love all about Museum Kata! So so sooooo inspiring and uniqe at the same time.






Tempat ngopi di dalam Museum Kata




Ruang kelas sekolah Laskar Pelangi


Penghargaan yang diraih oleh Andrea Hirata






Destinasi terakhir pada hari ini tentu saja Replika SD Muhammadiyah Gantong! SD yang sering disebut sebagai SD Laskar Pelangi ini dibangun untuk keperluan film Laskar Pelangi.







Di dekat pintu masuk akan disediakan topi petani yang bisa dipakai wisatawan secara gratis!

DAY 2


Hari kedua di Belitong saya menuju pantai Tanjung Kelayang untuk melakukan hoping islands ke 4 pulau. Pulau pertama yang saya singgahi adalah Pulau Lengkuas. Pulau Lengkuas adalah pulau yang terjauh dari pulau lainnya, namun pulau ini adalah pulau yang paling cantik dan pulau yang tepat untuk bersantai dengan air bening dan batu granit yang indah. Tidak hanya itu, Pulau Lengkuas memiliki mercusuar berwarna putih yang dapat melihat pemandangan keseluruhan Pulau Lengkuas dan sekitarnya. Sayangnya, saya tidak cukup beruntung saat itu karena saya belum diberi kesempatan menaiki 333 anak tangga mercusuar tersebut karena sedang ditutup untuk pengecekan oleh si empunya mercusuar. Don't worry, I'll be back someday! Saya juga melakukan snorkeling di dekat Pulau Lengkuas. Pemandangan bawah laut yang indah!




Kolam bidadari
 



Pulau selanjutnya adalah Pulau Kepayang. Disini saya membersihkan diri setelah snorkeling, karena di pulau ini terdapat kamar mandi dengan air bersih. Setelah itu saya makan siang dengan pemandangan pantai yang indah.






Selanjutnya, saya menuju Pulau Batu Berlayar, yaitu pulau yang hanya terdapat gundukan pasir dan batu granit yang menjulang tinggi. Di dekat pulau ini juga terdapat banyak bintang laut.




Pulau terakhir yang disinggahi saat hoping islands adalah Pulau Pasir. Pulau Pasir adalah pulau yang hanya berisi pasir di tengah laut saat laut mulai surut. Namun karena saat itu sedang ramai wisatawan, saya hanya dapat mengambil foto seperti ini.


Setelah itu, saya kembali ke daratan dan segera masuk bus untuk menuju destinasi terakhir yang menjadi icon Belitong, ya, Pantai Tanjung Tinggi atau Pantai Laskar Pelangi.






Selesai sudah pengalaman di Negeri Laskar Pelangi ini. Walau tak sempat untuk melihat gerhana matahari, namun Belitong memberikan kesannya sendiri yang tak terlupakan. Dan saya pasti bakal balik kesini lagi lain waktu. See you when I see you!